
Melepas Sang Muazin Bangsa
Deskripsi Buku
Saudaraku, setiap kali kumendengar kabar klematian, bergetar hatiku menginsyafu larik puisi W.S. Rendra. “Hidup itu seperti uap, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap.”
Ya, hidup ini sungguh pendek, sedang kehidupan itu panjang. Tak sepatutnya demi penghidupan kita korbankan kehidupan. Semua orang memimpin keabadian, namun banyak orang terperangkap pesona kenisbian.
Jangan mengabadikan sesuatu yang takkan dibawa mati. Yang membuatmu terus hidup dan menghiduplan sampai mati hanyalah warisan ilmu, amal kebajukan, keturunan saleh. Menulislah saat hidup atau dituliskan saat mati. Hidup mulia memberi arti. Dalam mati engkau abadi.
Seperti kata Pramoedya Ananta Toer, “Orang boleh pandai setinggi langit. Tapi, selama ia tidak menulis maka ia hilang di dalam masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabdian.”
Orang boleh kaya seluas samudera. Namun, jika kubangun harta itu tak menumbuhkan raharja bagi kehidupan, maka ia akan mengambang sebentar laksana buih, lantas lenyap disapu gelombang. Berderma adalah beramal untuk keabadian.
Lihat Selengkapnya
Lihat Lebih Sedikit
Detail
-
Jumlah Halaman
264
PenerbitDiandra Kreatif
-
ISBN
978-623-240-567-7
EISBN978-623-240-568-4
-
Tahun Terbit
2022
Format Buku5