
I Gde dalam Kenangan Ombak
Deskripsi Buku
Pantai Kuta adalah nama yang populer di kalangan turis yang datang ke Bali, tetapi mungkin hanya sedikit di antara mereka yang tahu bahwa gelombang laut disana tidak selalu ramah dan manis sebagaimana kesannya. Antara bulan Juni hingga September angin bertiup kencang di Pantai Kuta membentuk ombak paling besar sepanjang tahun. Pantai ini terletak di Selat Badung yang menyatukannya dengan Samudera Indonesia. Tidak mengherankan apabila kisaran tahun pertengahan tahun 1960-an hingga tahun 1970-an pantai Kuta seolah-olah menunjukkan keangkerannya menelan banyak korban manusia tanpa pilih-pilih darimana pun asalnya. Banyak pengunjung tenggelam dan mati atau hilang menjadi tumbal ‘hantu’ pantai Kuta yang terkenal angker.
Di antara peristiwa-peristiwa kelam saat orang-orang terseret arus air laut dan dihantam ombak besar itu banyak saksi mata merekamnya dalam ingatan, termasuk salah satunya I Gde Berata yang pada saat kejadian itu kebetulan berada di pantai. Semua pengunjung pantai yang menyaksikan kejadian itu seperti hilang daya dan akal. Hanya berdiri beku, karena ketidaksanggupan melawan ganasnya alam. Pemandangan demikian akhirnya sering menjadi bahan renungan I Gde Berata yang tergolong cukup rutin datang ke pantai Kuta untuk tujuan berolah raga Setelah beberapa jenak berlalu atas dorongan Kevin E Weldon dari Australia akhirnya dengan IGde Berata mengajak teman-temannya di Wangaya Kaja untuk membentuk perkumpulan penyelamat pantai. “Barangkali kita tidak mampu menyelamatkan seseorang yang terlanjur terjebak bahaya besar diseret arus sampai ke dalam, tetapi karena sudah memiliki sedikit kemampuan berenang semoga masih ada artinya untuk memberikan sumbangsih untuk mencegah sebelum bahaya lebih besar melanda,” demikian pikir Berata kala itu.
Lihat Selengkapnya
Lihat Lebih Sedikit
Detail
-
Jumlah Halaman
238
PenerbitDiandra Kreatif
-
ISBN
978-623-128-236-1
EISBN978-623-128-237-8
-
Tahun Terbit
2025
Format Buku5