Di negeri Al-Hijr yang megah, hiduplah Kaum Tsamud, kaum yang kuat dan pandai membangun rumah dari gunung-gunung batu. Mereka hidup dalam kemewahan tetapi lupa bersyukur kepada Allah. Karena itu, Allah mengutus Nabi Saleh AS untuk membimbing mereka agar kembali ke jalan yang benar dan meninggalkan penyembahan berhala. Namun, sebagian besar dari mereka menolak dan menantang Nabi Saleh untuk membuktikan kekuasaan Allah. Dengan izin Allah, sebuah batu besar terbelah dan muncullah seekor unta betina mukjizat sebagai tanda kebesaran-Nya. Meskipun mukjizat ini membuat sebagian kecil kaum beriman, para pemimpin mereka tetap menolak dan merencanakan kejahatan.

Keangkuhan kaum Tsamud membawa mereka kepada kehancuran. Karena tidak ingin kehilangan kekuasaan, para pemimpin Tsamud merencanakan untuk membunuh unta mukjizat tersebut. Suatu malam, mereka melaksanakan rencana jahatnya, tetapi perbuatan itu justru membawa azab Allah. Pada hari ketiga, langit menjadi gelap, angin bertiup kencang, dan gempa bumi dahsyat melanda negeri mereka. Seluruh kaum yang ingkar pun binasa, sementara Nabi Saleh dan para pengikutnya yang beriman selamat. Kisah ini mengajarkan bahwa kesombongan dan keingkaran akan membawa kebinasaan, sementara keimanan dan ketaatan kepada Allah akan menyelamatkan. Buku ini mengajak anak-anak untuk selalu bersyukur, taat kepada Allah, dan tidak menyakiti makhluk ciptaan-Nya.