Keranjang Buku
Memuat Keranjang
Keranjang kamu masih kosong
Metamorfosis Kepompong Menjadi Kupu-Kupu Memoar Penyintas Kanker Rectum
Metamorfosis Kepompong Menjadi Kupu-Kupu Memoar Penyintas Kanker Rectum
Deskripsi Buku
Yang lebih penting bukan indah atau buruknya akhir suatu perjalanan, melainkan awalnya. Karena pertanyaannya bukanlah “Kapan selesai ...,” melainkan “Kapan akan dimulai ...” Kebanyakan penderita kanker, apalagi pada stadium akhir ... akan kehilangan harapan. Kalaupun melakukan pengobatan, inisiatif tidak berasal dari mereka, melainkan orang lain. Orang lainlah yang berharap, sementara mereka sendiri pasrah (sebenarnya kata “menyerah” lebih tepat). Mengobati kanker adalah sebuah proses, bukan sesuatu yang bisa rampung dalam sekejab. Dibutuhkan waktu, dan terkadang sangat lama. Di jeda waktu itulah pertentangan datang silih berganti. Antara berani dan takut, antara optimis dan pesimis, antara melawan dan menyerah, antara yakin dan pasrah ... akan selalu mendera. Tapi sosok Endang dalam kisah ini, penderita kanker rectum yang sudah akut, tak pernah kehilangan harapan. Imannya mendorong dia untuk selalu berbuat, selalu mencoba, selalu berikhtiyar. Ketika ia selalu bertanya, dan sekaligus menatang: Kapan akan dimulai? Hatinya pun dipenuhi keyakinan akan penyertaan dan pertolongan Tuhan melalui semua orang di sekitarnya: anaknya, keluarganya, dokternya, perawatnya, bahkan orang-orang yang mengunjungi dan mendoakannya. Ia memang meminta kepada Tuhan, tapi tidak menuntut Tuhan mengabulkan doanya. Keyakinannya hanyalah: berusaha semampunya, karena Tuhan yang akan menyelesaikan sisanya. Dan ia sembuh, bahkan ia pulih.

Lihat Selengkapnya

Lihat Lebih Sedikit

Detail
  • Jumlah Halaman

    180

    Penerbit

    PT Pohon Cahaya SEmesta

  • ISBN

    978-623-442-330-3

    EISBN

    978-623-442-330-3

  • Tahun Terbit

    2024

    Format Buku

Mau beli berapa?

Jumlah Buku

Subtotal
Rp. 0
Mau beli berapa?

Jumlah Buku

Subtotal
Rp. 0