Langkahi dulu Mayat Saya!; Kearifan Jogja Membangkitkan Patriotisme Tentara dan Rakyat
Deskripsi Buku
Pada waktu Jenderal Meyer datang ke Jogja dan ingin masuk Kraton untuk membujuk agar memihak kepada Belanda, Sultan Hamengku Buwono IX menjawab dengan singkat: ”Over mijn lijk heen!” (Langkahi dulu mayat saya). Ia pun mengatakan dengan tegas dan berani, ”Bila itu maksud tuan, maka tuan hanya bisa masuk Kraton ini dengan melangkahi mayat saya dulu!”
Buku ini menyajikan 40 renungan singkat, mengupas sejarah dan kebudayaan Jogja yang membangkitkan semangat patriotisme tentara dan rakyat. Mulai dari masa Sultan Agung hingga Panglima Besar Jenderal Sudirman, inspiratif dan tetap relevan.
Buku ini menyingkapkan rahasia bahwa Jogja itu kuat, tangguh, dan militan. Bahkan ungkapan-ungkapan kultural yang sering dipakai orang untuk menstigmasi Jogja sebagai lamban dan lemah, misalnya ungkapan alon-alon waton kelakon, sejatinya mengandung makna sebaliknya. Keberhasilan dalam perjuangan menegakkan Kadaulatan RI dan mengusir penjajah dari Jogja yang adalah Ibu Kota RI kala itu (1946-1949) adalah bukti implementasi dari “resolusi jihad” rawe-rawe rantas malang-malang putung.
Lihat Selengkapnya
Lihat Lebih Sedikit
Detail
-
Jumlah Halaman
X+196
PenerbitHistokultura
-
ISBN
978-623-7554-87-5
EISBN978-623-7554-88-2
-
Tahun Terbit
2025
Format Buku
