Diawali adanya rasa kesetiakawanan sosial terhadap sesama, timbul minat ingin tahu dan berbagi cara pandang terhadap permasalahan kualitas lingkungan hidup yang berproses dan berkembang, umumnya pada bantaran sungai dan khususnya pada bantaran sungai Ciliwung Manggarai. Mengapa? Karena masyarakat yang tinggal pada bantaran sungai risikonya jauh berbeda dibandingkan lokasi kumuh lainnya. Implementasi kebijakan penataan bantaran sungai yang ramah lingkungan yang diamanatkan oleh peraturan Pemerintah Daerah pun belum pernah tuntas dilaksanakan karena minat mencari akar permasalahan seakan terlupakan atau terabaikan. Hari berganti minggu, berganti bulan dan bahkan tahun sampai lebih dari setengah abad lamanya bantaran sungai Ciliwung Manggarai dihuni dan dipadati oleh warga masyarakat berasal dari suku dan budaya yang heterogen, sampai saat ini terakumulasi penumpukan permasalahan lingkungan hidup, baik permasalahan pada lingkungan fisik bantaran sungai dan badan sungai, maupun pada lingkungan sosial-ekonomi sampai ke lingkungan binaan warga yang menempatinya. Bertitik tolak dari logika berpikir bahwa semua makhluk atau biota (flora, fauna dan mikro organisme lainnya) memiliki hak hidup yang sama sesuai habitatnya, maka manusia sebagai makhluk yang sempurna di alam semesta ini (memiliki akal dan berpikir), seyogyanya memanfaatkan akal sehat melihat kondisi yang berproses dan berkembang pada ranah bantaran sungai Ciliwung Manggarai Kotamadya Jakarta Selatan Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Sehubungan adanya keingintahuan dengan keterbatasan yang ada, penulis mencoba menelusuri minat mulai pertengahan tahun 2003 sampai pertengahan tahun 2007 untuk mencari tahu akar permasalahan yang terjadi dan berkembang pada lingkungan hidup bantaran sungai Ciliwung Manggarai. Hasil kajian yang diperoleh, di informasikan dalam buku ini. Diharapkan isi buku ini akan membuka dan menambah wawasan para pembaca setia, sehingga timbul kesamaan cara pandang melihat hak hidup makhluk di permukaan bumi ini serta berpeluang untuk menata ulang pola penataan bantaran sungai sebagai lahan konservasi bervegetasi alami, lestari dan manusiawi ke depan.