SEJAK Presiden Soeharto lengser, 21 Mei 1998, ada fenomena menarik di negeri ini. Di mana-mana orang ingin bersuara. Mereka seakan begitu butuh dan bebas menyatakan pendapat. Orang yang dulu tidak berani ngomong, sekarang sangat fasih dan begitu lantangnya bicara. Cobalah amati acara seminar, diskusi, atau talk show yang ditayangkan di TV. Bukan main. Mereka dengan ’pede’nya tampil di depan banyak orang dan memegang mikrofon. Mereka berlomba ngomong. Apa saja diungkapkan. Semua uneguneg ditumpahkan. Memang, tidak semuanya lancar bicara. Banyak yang asbun alias asal bunyi. Tapi, dalam pengamatan saya, tidak sedikit dari mereka yang bagus bicaranya. Selain lancar dan terstruktur, bahasanya (Indonesia) juga baik. Lebih dari itu, analisis mereka tajam dan gagasan-gagasan mereka pun seringkali segar dan orisinal. Saya sering menyempatkan diri menyaksikan acara tersebut yang ditayangkan langsung ataupun tayangan tunda di televisi. Cukup menarik. Cukup menggelitik. Bagi saya bukan sematamata omongan mereka, tapi fenomena kemunculan mereka.
Lihat Selengkapnya
Lihat Lebih Sedikit
-
Jumlah Halaman
140
PenerbitCV. Campustaka
-
ISBN
978-602-53672-0-5
EISBN -
Tahun Terbit
2019
Format Buku6
